Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Soal Tragedi Kanjuruhan, Media Inggris: Otoritas Sepak Bola Indonesia (PSSI) Inkompeten, Korup, dan Salah Urus

Najmul Ula - Senin, 3 Oktober 2022 | 17:50 WIB
Kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya di Liga 1, Sabtu (1/10/202) di Stadion Kanjuruhan, Malang.
TOMMY NICOLAS/BOLASPORT.COM
Kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya di Liga 1, Sabtu (1/10/202) di Stadion Kanjuruhan, Malang.

BOLANAS.COM - PSSI mendapat sorotan negatif dari media luar negeri, tragedi Kanjuruhan mengungkap borok sepak bola Indonesia.

Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) telah membuat sepak bola Indonesia mendapat sorotan dunia dengan cara yang salah.

Laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya berubah menjadi salah satu pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah.

Angka resmi pemerintah menyebutkan jumlah korban meninggal ada di angka 130 orang, tetapi laporan di media sosial menyebutkan jumlah 200-an orang.

Baca Juga: Egy Maulana Vikri Main 47 Menit dan Buat Bek Lawan Kena Kartu, Pelatih Zlate Moravce Nyatakan Ia Bukan Solusi

Dua media Inggris, The Guardian dan The Athletic, sampai membuat kolom khusus untuk menyoroti sepak bola Indonesia.

Di The Guardian, kolomnis John Duerden menyatakan gairah suporter Indonesia memang yang terbaik di Asia, tetapi hal itu kerap mendatangkan tragedi.

"Semua orang yang menghadiri pertandingan di Indonesia dapat merasakan itu memang bisa menjadi pengalaman menakjubkan," tulis Duerden (2/10/2022).

"Tetapi itu lebih sering mengintimitasi."

Baca Juga: Prediksi Line Up Indonesia Vs Guam - Tak Seperti Shin Tae-yong, Bima Sakti Percaya Skuat Lawas yang Juara Piala AFF U-16

Duerden juga menyoroti otoritas sepak bola Indonesia (dalam hal ini PSSI) yang gagal mengatasi masalah tahunan di lingkup suporter.

"Otoritas (PSSI) kesulitan menyelesaikan itu semua, tidak terbantu dengan inkompetensi, korupsi, dan salah urus," terang Duerden.

"Popularitas sepak bola membuat para pemimpin (politisi) menggunakannya untuk kepentingannya sendiri, dan sedikit peduli tentang bagaimana itu (sepak bola) beroperasi."

Simon Hughes dari The Athletic juga menurunkan laporan saksi mata terkait kejadian mengerikan di Kanjuruhan.

The Athletic menggarisbawahi kebiasaan buruk suporter Indonesia yang turun ke lapangan saat hasil buruk melanda timnya.

Duel striker Arema FC, Abel Camara, dengan bek PSS Sleman Dedi Gusmawan pada pekan ketiga Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (5/8/2022).
AREMAFC.COM
Duel striker Arema FC, Abel Camara, dengan bek PSS Sleman Dedi Gusmawan pada pekan ketiga Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (5/8/2022).

"Invasi ke lapangan bukan hal asing di sepak bola Indonesia, di mana tim-tim dengan hasil buruk terbiasa didemonstrasi yang menggambarkan kekecewaan orang-orang," tulis Simon Hughes.

The Athletic tak ragu menyebut polisi sebagai biang kekacauan di lapangan dan tribun Stadion Kanjuruhan.

"Kali ini, polisi tidak menunggu apakah situasi menjadi lebih buruk (untuk melepas gas air mata)."

Baca Juga: Masuknya Egy Maulana Vikri Tak Beri Dampak Signifikan, Pelatih FC Vion Zlate Moravce Curhat usai Dilibas Spartak Tranava

"Gas air mata ditembakkan ke kerumunan yang membuat banyak orang di lapangan dan tribun, kesulitan mendapatkan udara, berlarian ke arah yang sama (pintu keluar)."

Sementara itu, belum ada penetapan terkait siapa paling bertanggung jawab atas insiden berdarah ini.

PSSI menyatakan Liga 1 2022/23 dihentikan hingga waktu tak ditentukan, dan publik ragu akan ada yang dihukum.

Baca Juga: Bukan Ketum PSSI/Dirut PT LIB/Polisi yang Mundur, Justru Host Valentino Simanjuntak Undur Diri dari Liga 1

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.