Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merilis data terbaru jumlah korban akibat tragedi Kanjuruhan yang terjadi selepas laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Dua hari telah berlalu dari tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Berbagai pihak turut memberikan simpati termasuk klub-klub Eropa dan FIFA selaku asosiasi federasi sepak bola internasional.
Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Tim Kedokteran Polisi (Dokpol), total ada 450 korban dari tragedi Kanjuruhan.
"Jumlah korban 450 orang," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dikutip dari Kompas.com, Senin (3/10/2022).
Dedi menyebutkan sebanyak 125 korban meninggal dunia dari total 450 korban tragedi Kanjuruhan.
Puluhan korban diantaranya mengalami luka berat dan ratusan lain menderita luka ringan.
"Dokpol update data korban meninggal dunia 125 orang, korban luka berat 21 orang, dan korban luka ringan 304 orang," kata Dedi.
Baca Juga: Melihat Sendiri Empat Orang Meregang Nyawa di Ruang Ganti, Javier Roca: Polisi Melampaui Batas!
Sebelumnya Dinas Kesehatan Kabupaten Malang juga telah merilis jumlah korban meninggal sebanyak 125 jiwa.
Korban-korban tersebut berasal dari Kabupaten Malang sebanyak 69 korban; Kota Malang 29 korban; Kota Batu 1 korban; Blitar 6 orang; dan Magetan 1 orang.
Lalu ada yang berasal dari Gresik 1 orang; Pasuruan 5 orang; Probolinggo 3 orang; Trenggalek 1 orang; Tulungagung 8 orang; dan belum teridentifikasi 1 orang.
"Jenazah korban sudah kami antar ke rumah duka masing-masing untuk disemayamkan," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Wiyanto Wijoyo, Minggu (2/10/2022).
Kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan bermula setelah suporter menerobos masuk lapangan usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya berakhir.
Arema FC harus menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya pada laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 tersebut.
Suporter Arema FC, Aremania, tampak tidak terima dengan kekalahan tersebut dan turun ke lapangan untuk menyampaikan protes.
Sontak kondisi tersebut membuat aparat keamanan turun tangan untuk melindungi pemain dan ofisial Arema FC.
Bahkan, pihak keamanan sampai harus menembakkan gas air mata ke beberapa arah kerumunan suporter hingga ke tribune yang masih banyak suporter Aremania.
Situasi pun semakin mencekam karena banyak suporter yang terinjak-injak hingga sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan ke tribune stadion.
Pintu keluar yang sempit dan tertutup diduga menjadi penyebab suporter kesulitan meninggalkan stadion.
Korban pun tak terelakkan pascainsiden tersebut, hingga akhirnya PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk menghentikan kompetisi hingga waktu tak ditentukan.
Editor | : | Nungki Nugroho |