Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Eks Ketua Umum PSSI 1999-2003, Agum Gumelar, mendukung keputusan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule yang menolak mundur dari jabatan Ketum PSSI.
Belakangan santer desakan mundur kepada Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, sebagai tanggung jawab moral tragedi Kanjuruhan.
Seperti diketahui, ratusan orang meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan terpapar gas air mata selepas laga Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Kelalaian dalam penanganan kerumunan diduga menjadi faktor utama meninggalnya ratusan suporter Arema FC.
Baca Juga: Tak Ingin PSSI Dibekukan, Menpora Ogah Turuti Netizen Tuntut Mundur Iwan Bule
Akibat insiden tersebut, PSSI memutuskan untuk menghentikan sementara kompetisi Liga 1 2022/2023.
Mochamad Iriawan alias Iwan Bule diminta mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Namun, Iwan Bule menilai dengan mundur itu tidak akan menyelesaikan masalah.
"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang). Ini bentuk pertanggungjawaban saya sebagai Ketua Umum (PSSI)," kata Iwan Bule dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/10/2022).
Baca Juga: Shin Tae-yong Panggil 11 Pemain Persija ke Timnas U-20 Indonesia, Thomas Doll Cuma Lepas 9 Nama
Keputusan Iwan Bule mendapat dukungan dari mantan Ketua Umum PSSI 1999-2003, Agum Gumelar.
Menurutnya, Iwan Bule tak perlu mundur melainkan harus menuntaskan permasalahan sepak bola Indonesia.
"Mundur bukan jawaban. Justru sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Ketua Umum PSSI, tidak seharusnya mundur," ucap Agum Gumelar dikutip dari laman resmi PSSI.
"Dia (Iriawan) harus menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk ke depannya agar kompetisi bisa lebih baik lagi," tambahnya.
Baca Juga: FIFA Turun Tangan Benahi Sepak Bola Indonesia, Pelatih Bali United Titip Hal Ini
Agum justru mengapresiasi sikap Iriawan yang langsung menuju ke Malang dan bertemu keluarga korban, baik di rumah sakit maupun di kediaman.
"Bahkan saya dengar selama 7 hari berada di Malang dan berkeliling ke keluarga korban dan ke Kanjuruhan. Ini saya kira juga sebagai bentuk tanggung jawab. Saya apresiasi itu," tutur mertua pebulutangkis Taufik Hidayat tersebut.
Terlepas dari itu, Agum Gumelar meminta kepada PSSI untuk menerima keputusan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
"Jadikan itu masukan dan kemudian dilaksanakan. Siapapun pasti ingin kompetisi sepak bola di Tanah Air makin baik."
"Kompetisi itu jantungnya sepak bola. Kalau tidak ada kompetisi ya hambar. Itu sebabnya kompetisi yang baik akan menghasilkan tim nasional yang baik pula," papar Agum Gumelar.
Lagipula PSSI akan kembali mengalami pergantian kepengurusan dalam waktu dekat.
Masa jabatan Iwan Bule sendiri akan berakhir pada 2023 nanti.
"Silakan bertarung di sana. Siapa yang terbaik pasti akan dipilih oleh pemilik suara (voters)," pungkas Agum Gumelar.
Saat ini kompetisi Liga Indonesia masih dihentikan imbas dari tragedi Kanjuruhan.
Presiden Jokowi memberi waktu satu bulan kepada TGIPF untuk menyelidiki insiden tragis di Malang tersebut.
Editor | : | Nungki Nugroho |