Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala AFF 2022 - Vietnam Hadapi Dortmund & Malaysia Jumpa Maladewa, Indonesia Masih Berkutat dengan Problem PSSI

Najmul Ula - Senin, 31 Oktober 2022 | 14:35 WIB
Para pemain timnas Indonesia membakar semangat jelang laga melawan Singapura pada leg kedua semifinal Piala AFF 2020.
PSSI.ORG
Para pemain timnas Indonesia membakar semangat jelang laga melawan Singapura pada leg kedua semifinal Piala AFF 2020.

BOLANAS.COM - Timnas Indonesia menjadi korban ketidakpastian yang dibuat PSSI usai Tragedi Kanjuruhan, tim pesaing lebih siap menghadapi Piala AFF 2022.

PSSI harus membayar mahal penyelesaian berlarut-larut Tragedi Kanjuruhan dengan terbengkalainya nasib Liga 1 2022/23 dan timnas Indonesia.

Jika PSSI mau menyelesaikan Tragedi Kanjuruhan (atau mencegahnya terjadi), Liga 1 2022/23 akan terus berlangsung dan timnas Indonesia bakal diuntungkan.

Pengurus teras PSSI yang tak mau mundur membuat pemerintah tak mau memberi izin Liga 1, dan nasib timnas Indonesia pun terkatung-katung.

Baca Juga: Diragukan Berpartisipasi di Piala AFF 2022: Elkan Baggott Berencana Ikut, Gillingham yang Menentukan

Padahal, timnas senior ditargetkan memburu trofi perdana di Piala AFF 2022, ajang yang tahun lalu cuma digapai sejauh posisi runner-up.

Shin Tae-yong akan kesulitan menyiapkan tim lantaran para pemain Liga 1 tak lagi berkompetisi sejak akhir September.

Hingga kick off Piala AFF 2022 pada 20 Desember, itu berarti pemain Indonesia tak menendang bola selama hampir tiga bulan.

Kabar buruk bagi publik Tanah Air, negara pesaing menyiapkan timnya dengan serius, terbukti dengan rencana uji coba sebelum turnamen.

Baca Juga: 2023 Jadi Tahun Terpenting Sepak Bola Indonesia: KLB PSSI, Piala Asia, Piala Dunia, Hingga Akhir Kontrak Shin Tae-yong

Editor : Najmul Ula
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.