Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Merujuk Batalnya MU ke Indonesia di 2009, Perlu 3-4 Tahun Sampai Klub Eropa Mau Singgah ke Indonesia Usai Tragedi Kanjuruhan

Najmul Ula - Rabu, 2 November 2022 | 06:00 WIB
Ekspresi Sir Alex Ferguson saat memimpin sesi latihan Manchester United.
TWITTER.COM/MIRRORFOOTBALL
Ekspresi Sir Alex Ferguson saat memimpin sesi latihan Manchester United.

BOLANAS.COM - Borussia Dortmund mengikuti jejak Manchester United yang batal ke Indonesia karena tragedi mematikan, klub Eropa untuk sementara waktu menjauh.

Indonesia bukan kali ini "dicampakkan" klub Eropa, seperti yang dilakukan Borussia Dortmund setelah membatalkan kedatangan ke Tanah Air.

Borussia Dortmund memutuskan urung singgah ke Indonesia, meski sudah mengagendakan pertandingan melawan Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.

Penyebab sikap berbelok Borussia Dortmund tersebut tak lain dan tak bukan adalah Tragedi Kanjuruhan, yang dipicu ketidakprofesionalan menggelar pertandingan Liga 1.

Baca Juga: Jordi Amat Diandalkan JDT di Piala Malaysia, Skenario Terbaik Bertemu Saddil Ramdani di Babak Semifinal

Masa lampau selalu aktual, dan Indonesia punya kenangan serupa untuk mempelajari sulitnya memenangi hati klub Eropa untuk diminta singgah.

Pada 2009, Manchester United yang sedang di puncak performa di tangan Sir Alex Ferguson berencana melakoni laga pramusim di Indonesia.

Persiapan sudah dilakukan dengan maksimal, dan skuat Manchester United sendiri sudah berada di Malaysia.

Sayang, empat hari sebelum kedatangan Wayne Rooney dan kawan-kawan, bom meledak di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot.

Baca Juga: Mahfud MD kepada Iwan Bule: Anda Orangnya FIFA, Tapi Kalau Anda Punya Tanggung Jawab, Mundur!

Hotel Ritz Carlton merupakan hotel mewah yang akan digunakan skuat Setan Merah selama berada di Indonesia.

Manajemen Manchester United memutuskan membatalkan kunjungan ke Indonesia, sesuatu yang sangat disayangkan segenap stakeholder sepak bola Tanah Air.

"Kami terpaksa batal datang ke Jakarta dengan alasan keamanan terkait dengan dua ledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott pagi ini," ujar CEO David Gill (17/7/2009).

"Kami juga kecewa karena persiapan untuk pertandingan tur ke Jakarta sudah dilakukan jauh-jauh hari, tetapi semua itu terpaksa dibatalkan dengan alasan keamanan," tegasnya.

Sesudah momen kelam itu, klub Eropa seakan tak mau datang ke Indonesia.

Cristiano Ronaldo (kiri) merayakan golnya bersama Nemanja Vidic saat Manchester United menghadapi Wi
beri
Cristiano Ronaldo (kiri) merayakan golnya bersama Nemanja Vidic saat Manchester United menghadapi Wi

Kombinasi antara ketiadaan jaminan keamanan dan dualisme PSSI membuat klub Eropa tak melirik Indonesia.

Bisa jadi dalam kacamata klub Eropa, sepak bola Indonesia adalah pasar yang penuh masalah, sehingga perlu menunggu beberapa tahun untuk melihat potensinya.

Pergantian musim 2010 dan 2011 dilalui dengan sepinya klub Eropa ke Indonesia, paling banter pemain top dunia yang datang sendirian untuk berlibur.

Baca Juga: Sabah FC Lolos ke 8 Besar Piala Malaysia, Kepindahan Saddil Ramdani ke Austria Tertunda?

Baru pada pramusim 2012, mulai tumbuh kepercayaan lagi dari klub Eropa pada negeri zamrud khatulistiwa ini.

Dua klub Eropa, yaitu Valencia dan Inter Milan, menyambangi Jakarta untuk bertanding di Stadion Gelora Bung Karno.

Tahun berikutnya, 2013, giliran trio raksasa Inggris Chelsea, Arsenal, dan Liverpool menggelar laga pramusim di GBK.

Gelombang klub Eropa terus datang, diikuti Juventus yang tiba pada 2014.

Merujuk situasi di atas, Tragedi Kanjuruhan akan membuat klub Eropa menahan diri untuk tak datang ke Indonesia.

Setelah tiga atau empat tahun, barulah para pelaku sepak bola level elite mau menginjakkan kaki di negara jauh ini.

Baca Juga: Harga Mahal Tragedi Kanjuruhan: Nyawa Melayang, Liga 1 Bubar, Klub Eropa Tak Berani Datang

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.