Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Untuk menyadari betapa salahnya mengganti pelatih sekejap sebelum event besar, publik Indonesia perlu melihat momen kepergian Luis Milla pada 2018.
Luis Milla mengakhiri masa kerja usai Asian Games 2018, saat kontraknya habis dan tak diperpanjang PSSI.
Saat itu, timnas Indonesia U-23 tersingkir di babak 16 besar setelah dikalahkan Uni Emirat Arab di babak adu penalti.
Sayangnya setelah sederet permainan rancak tim Garuda sejak dipoles Luis Milla, PSSI memilih tutup mata tak memperpanjang kontrak sang entrenador.
Timnas Indonesia pun harus bersiap dari nol hanya tiga bulan untuk menyambut event besar berikutnya, Piala AFF 2018.
Bima Sakti yang dipercaya secara mendadak memimpin timnas senior tak bisa membangun tim seperti Milla.
Di tangan Bima, Indonesia bisa dikatakan menampilkan performa terburuk di Piala AFF dalam beberapa edisi terakhir, ditandai kekalahan telak 2-4 dari Thailand di fase grup.
Andai tetap ditangani Milla, aman untuk dikatakan timnas Indonesia bakal mendapatkan hasil lebih baik dibanding ditangani Bima.
Kini, Indonesia mendapatkan cobaan serupa, mengenai pelatih yang dinilai gagal sedangkan turnamen lebih besar di depan mata.
Jika PSSI sampai mencopot Shin Tae-yong, maka semua yang dibangun sang pelatih dalam beberapa tahun terakhir akan runtuh menjelang Piala Dunia U-20 dan Piala Asia.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - Curi Tiga Poin dari Markas Barito Putera, Madura United Tempel PSM Makassar di Puncak
Editor | : | Nungki Nugroho |