Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hal tersebut boleh diduga sebagai penyebab kegagalan tiga pemain itu langsung bersaing di tim utama klub pertama mereka di Eropa.
Egy Maulana Vikri dikontrak Lechia Gdansk pada musim 2018 berkat sederet performa sensasional di timnas Indonesia (termasuk Toulon 2017), bukan performa konsisten di klub.
Ketika tiba di Lechia Gdansk, Egy harus beradaptasi hingga musim ketiga untuk rutin mendapat menit main di tim utama, itu pun cuma pengganti.
Witan Sulaeman juga menjalani karier hampir mirip, yaitu memenangi kepindahan ke Radnik Surdulica berkat performa di timnas Indonesia.
Satu hal yang membedakan, Witan sempat mencoba kompetisi profesional dengan bergabung klub kasta kedua, PSIM Yogyakarta, sebelum berusia 18 tahun.
Pengalaman di Liga 2 tersebut terbukti tak cukup untuk menyiapkan teknik, fisik, dan mental Witan, terbukti dengan minimnya menit main di Liga Serbia.
Pijakan berbeda diambil Bagus Kahfi, yang sudah terikat kontrak profesional dengan klub Liga 1 Barito Putera, tetapi dapat hijrah ke Eropa karena Garuda Select.
Setelah musim top scorer di Garuda Select, ia dibantu Dennis Wise untuk mencoba peruntungan di Jong FC Utrecht.
Baca Juga: Zona Nyaman dan Alasan Keluarga, Sabah FC Berhasil Pertahankan Saddil Ramdani dari Godaan Klub Eropa
Editor | : | Nungki Nugroho |