Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Muhammad Ferarri dan Kakang Rudianto pun terpaksa hanya saling mengumpan atau melepaskan bola ke bek sayap, lantaran lini tengah seperti kosong.
Achmad Maulana Syarif bertindak sebagai gelandang bertahan, tapi rekan setimnya berada terlalu jauh di depan.
Hokky Caraka, Arkhan Fikri, Ronaldo Kwateh, Hugo Samir, Alfriyanto Nico, Rabbani Tasnim, serta dua bek sayap yang overlap, mereka semua tak bisa dijangkau tiga pemain paling belakang Indonesia.
Kondisi itu dipengaruhi keputusan Shin Tae-yong yang memainkan dua gelandang (itu pun Arkhan Fikri berada di depan), di mana keputusan itu dilatari ketidakmauan sang pelatih memanggil gelandang lain.
Dengan dua bek tengah cuma dilindungi satu gelandang dan dua bek sayap yang maju, Irak sangat mudah melakukan serangan balik.
Satu penalti yang melebar, satu one on one yang menyamping, dan satu gol di ujung laga, semua aksi Irak itu adalah hasil kerja Shin Tae-yong di laga ini.
Jika terus memainkan "playing victim" dan tak mengakui kesalahan sendiri, barangkali berproses bersama Shin Tae-yong perlu diakhiri.
Baca Juga: Krisis Gelandang, Timnas Indonesia U-20 Seperti Tersesat & Pantas Kalah Telak dari 10 Pemain Irak
Editor | : | Nungki Nugroho |