Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Kubu "Anti Shin Tae-yong" sejatinya mempunyai banyak amunisi untuk mengkritik pelatih Korea Selatan, salah satunya TC jangka panjang.
Shin Tae-yong mendapatkan kritik tak pantas dari kelompok pelatih yang tak puas dengan kinerjanya di timnas Indonesia.
Pelatih futsal, Doni Zola, mengungkap terdapat kelompok pelatih yang "anti" terhadap Shin Tae-yong di kanal Youtube Shin Tae-yong.
Sayangnya, grup pembenci Shin Tae-yong itu tampak hanya mengedepankan sentimen pelatih lokal, tanpa memberikan argumen masuk akal.
Baca Juga: Umur Dihabiskan di Pesawat, Marselino Ferdinan Rasakan Beratnya Hidup Pemain Indonesia di Eropa
"Karena gua punya grup WA bersama pelatih-pelatih tuh sangat anti STY," ucap Doni Zola.
"Salah satunya karena naturalisasi, yang kedua mungkin ngerasa kok hasilnya gini-gini aja."
"Artinya mereka juga punya alasan dong kenapa mereka menganggap STY gagal," tandasnya.
BolaNas.com telah menjawab dua poin kritik tersebut, yaitu "naturalisasi" dan "hasilnya gini-gini aja.", dalam artikel tersendiri.
Selain itu, BolaNas.com juga telah memberikan usulan kritik untuk disampaikan kelompok pelatih Doni Zola, yaitu mengenai tak ada lagi pemain Indonesia yang di-endorse ke klub Korea.
Selanjutnya, BolaNas.com memberikan satu lagi amunisi kritik kepada rekan Doni Zola, agar disampaikan kepada Shin Tae-yong.
Sejak melatih timnas Indonesia pada 2020, Shin Tae-yong terbukti ketergantungan pada training camp jangka panjang yang mengorbankan karier pemain di klub.
TC jangka panjang menjelang Piala Dunia U-20 2021, saat Liga 1 mandek akibat pandemi Covid-19, terasa masuk akal.
Namun metode Shin Tae-yong itu bertabrakan dengan kepentingan klub saat Liga 1 mulai digulirkan pada musim 2021/22 dan 2022/23.
Satu kali menggelar pemusatan latihan, Shin Tae-yong bisa memerlukan hingga dua bulan bersama para penggawa Garuda.
Saat pelatih asing berkualitas berdatangan ke Indonesia pada Liga 1 2022/23, jadilah Shin Tae-yong menjadi bulan-bulanan.
Thomas Doll (Persija) dan Bernardo Tavares (PSM) menjadi dua nama paling vokal yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap sang oppa.
Baca Juga: SEA Games 2023 - Tak Seperti Vietnam, Kamboja Beri Tempat Latihan Bagus untuk Timnas U-22 Indonesia
Doll dan Tavares merupakan dua pelatih yang kerap memberikan kepercayaan bagi pemain muda di tim utama dalam kompetisi Liga 1.
Bagi dua pelatih itu, pemain akan lebih berkembang apabila merasakan kompetitifnya Liga 1, ketimbang cuma berlatih di tim nasional.
Benar saja, pemain Persija seperti Muhammad Ferarri atau pemain PSM seperti Ananda Raehan dapat langsung menembus timnas (U-20 dan U-22), tanpa mengikuti pemusatan latihan.
Pemain timnas Indonesia bakal tertinggal dalam aspek kompetitif, apabila diminta terus-terusan meninggalkan klub demi metode usang Shin Tae-yong.
Di lingkup sepak bola dunia, jadwal tim nasional telah diatur dalam jeda internasional FIFA Matchday, dan klub sangat tegas dengan menolak melepas pemain di luar jadwal itu.
Ke depan, PSSI harus memastikan Shin Tae-yong tak lagi mengganggu agenda pemain di klub, agar timnas Indonesia mendapatkan keuntungan dari terasahnya para pemain di level tertinggi.
Editor | : | Najmul Ula |