Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sumardji mengaku tidak ada masalah dengan Thailand dan menganggap insiden tersebut sebagai bagian dari perjuangan dan pengorbanan untuk timnas.
Dilansir dari Kompas.com, Sumardji mengaku masalah dengan Thailand sudah clear.
"Saya pikir cukup sampai di sini karena federasi Thailand sudah minta maaf ke Indonesia dan yang memukul saya juga sudah minta maaf," ucap Sumardji.
"Clear semuanya, sepak bola adalah persaudaraan," imbuhnya.
Ia juga bangga dengan prestasi Timnas U-22 Indonesia yang berhasil mengakhiri dahaga medali emas selama 32 tahun.
Pada laga tersebut, skuad Garuda Muda menang telak 5-2 berkat gol-gol dari Ramadhan Sananta (21', 45+5'), Irfan Jauhari (91'), Fajar Fathurrahman (107'), dan Beckham Putra (120').
Sedangkan dua gol balasan Thailand dicetak oleh Anan Yodsangwal (65') dan Yotsakorn Burapha (90+7').
Pertandingan memang sempat memanas usai gol kedua Thailand oleh Yotsakorn di pengujung laga.
Di mana ofisial Thailand merayakan gol tersebut di depan bench Indonesia.
Sontak hal tersebut direspons oleh ofisial Indonesia yang membuat bentrok dua kubu tak terelakkan.
Kejadian sempat bisa dikendalikan dengan wasit memberi kartu merah untuk Komang Teguh dan kiper Thailand Soponwit Rakyart.
Namun pertikaian kembali terjadi ketika Irfan Jauhari mencetak gol untuk Garuda Muda di babak tambahan waktu.
Sampai akhirnya Komber Pol Sumardji menjadi korban pemukulan hingga menyebabkan bibir berdarah.
Beruntung semua bisa terkendali, Thailand pun hanya bermain dengan 8 pemain usai Jonathan Khemdee dan Teerasak Poeiphimai diganjar kartu merah.
View this post on Instagram
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | Kompas.com,Soha.vn |