Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Shin Tae-yong dan Kim Pan-gon memiliki pandangan kontras terkait kebijakan bertanding melawan tim elite, timnas Malaysia rugi.
Publik Malaysia untuk sementara dirugikan tak bisa menonton pemain elite dunia seturut kebijakan tak populer Kim Pan-gon.
Timnas Malaysia cuma akan melawan dua negara dari benua paling tertinggal di sepak bola(Oseania), Kepulauan Solomon dan Papua Nugini, pada FIFA Matchday mendatang.
Pilihan lawan tersebut terlihat lebih tidak impresif, jika dibandingkan dengan timnas Indonesia yang melawan Palestina dan Argentina.
Belakangan terungkap keputusan FAM memilih dua negara medioker itu adalah permintaan pelatih Kim Pan-gon.
Kim Pan-gon menganggap Malaysia sebagai negara berperingkat FIFA 138 belum cukup pantas untuk meladeni tim papan atas dunia.
"Saya punya hubungan baik dengan Argentina dan mereka juga mengundang kita," terang Presiden FAM Datuk Hamidin dilansir dari Berita Harian.
"Tetapi Kim Pan-gon tidak mau, kalau mau adakan persahabatan, harus pasukan yang realistis," tandasnya.
Langkah Kim Pan-gon tersebut memang tidak populer, lantaran membuat suporter Harimau Malaya hanya disuguhi pemain antah berantah dari Oseania.
Namun langkah itu juga memiliki landasan yang solid, yaitu membangun Malaysia setahap demi setahap.
Apabila Faisal Halim dan kawan-kawan dipaksakan bertanding melawan tim jauh lebih kuat, dikhawatirkan hanya kerugian yang didapat.
Sudah tak mendapat tambahan poin untuk ranking FIFA (karena kalah telak), juga pemain tak mendapat kesempatan berekspresi di lapangan.
Melawan tim kuat semacam Argentina atau Brasil akan menciptakan laga tak seimbang, sehingga pemain hampir pasti digerogoti ketakutan.
Lain halnya dengan melawan negara selevel, pemain akan memperoleh peluang lebih banyak untk berekspresi, sekaligus tim akan mendulang poin FIFA.
Dengan menjamu Papua Nugini pada masa kini, siapa tahu Malaysia dapat menyajikan perlawanan lebih kuat apabila berjumpa juara Piala Dunia pada masa depan.
Pandangan di atas kontras dengan pemikiran Shin Tae-yong, yang ingin menyambar setiap kesempatan berjumpa tim besar.
Baca Juga: Shin Tae-yong Makin Tersudut, Thomas Doll Girang Akan Punya Sekutu Jerman di Tubuh PSSI
"Saya senang, timnas mendapat dua lawan dalam FIFA Matchday ... Palestina tim kuat, apalagi Argentina, juara dunia dan banyak pemain bintang di skuat itu," ujar Shin.
Sikap Shin tersebut kemungkinan dilatari keberhasilannya menaklukkan Jerman di Piala Dunia 2018 saat melatih timnas Korea Selatan.
Dengan bertanding melawan tim kuat, Indonesia dianggap bisa secepatnya memetik pelajaran dari pemain-pemain top semacam Lionel Messi.
Toh, PSSI juga menegaskan tak akan sering-sering berjumpa tim kuat, lantaran punya keinginan mendaki ranking FIFA (dengan melawan tim lemah).
Beda kebijakan Malaysia dan Indonesia di atas sejauh ini menghasilkan keunggulan ranking FIFA bagi kubu negeri jiran, yaitu peringkat 138 berbanding 149.
Editor | : | Najmul Ula |