Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas Indonesia kehilangan kesempatan menambah poin di FIFA Matchday, Shin Tae-yong cuma sanggup memimpin satu pertandingan.
PSSI merasakan dampak negatif setelah menunjuk Shin Tae-yong untuk menangani dua level timnas Indonesia.
Shin Tae-yong, setelah batalnya Piala Dunia U-20 2023, ditugasi menangani timnas senior Indonesia dan timnas U-23 Indonesia.
Masalahnya, timnas senior dan timnas U-23 mengalami bentrok jadwal pada jeda internasional bulan September 2023.
Baca Juga: Persib Bisa Datangkan Tujuh Pemain Impor, Persija Malah Tak Mampu Penuhi Kuota Lengkap Pemain Asing!
Jeda internasional sesuai jadwal FIFA akan dilangsungkan pada 4 hingga 14 September.
Timnas senior dijadwalkan melakoni pertandingan FIFA Matchday, dengan kebiasaan lazim dua pertandingan.
Timnas U-23 diagendakan bertanding di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, dan sudah pasti dua kali berlaga.
Namun agenda di atas tak akan terlahap semua, mengingat Shin Tae-yong tak bisa membelah diri untuk menangani dua tim.
Alhasil, PSSI melakukan kompromi dengan mengurangi agenda pertandingan FIFA Matchday, hanya demi pertandingan kelompok umur.
Ketua umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan timnas senior akan menghadapi Turkmenistan pada 8 September mendatang.
Apabila PSSI menunjuk pelatih lain untuk timnas U-23, timnas senior tentu dapat melahap satu pertandingan lagi.
"Tentu tidak bisa mengisi FIFA Matchday secara seperti sebelum-sebelumnya, di mana bisa mengisi dua pertandingan," ucap Erick Thohir dikutip dari BolaSport.com.
"Karena kita mesti ingat bahwa kita ada tuan ruma AFC U-23 di Solo yaitu tanggal 9 dan 12, kita akan bertanding," jelasnya.
Akibatnya, timnas senior akan kehilangan satu pertandingan yang berpotensi menambah poin untuk mengejar ranking FIFA.
Padahal, Erick Thohir sebelumnya menjanjikan timnas Indonesia dapat rutin bertanding untuk meningkatkan ranking.
"Jadi hanya satu, tidak mengisi dua," ujar Erick.
"Karena ada AFC U-23 karena kita juga harus pastikan pemain-pemain ini bisa tentu mengisi program-program pertandingan pada bulan September," urainya.
Para pemain U-23 di timnas senior dengan demikian berpotensi dipaksa tampil dalam tiga pertandingan.
Adapun untuk pemain senior, mereka dapat langsung kembali ke klub setelah melawan Turkmenistan.
Di negara mapan, praktis seperti di atas jarang terjadi karena federasi biasanya menyadari pentingnya fokus pelatih untuk menangani satu tim.
Sebagai contoh, timnas Inggris mempunyai Gareth Southgate untuk tim senior dan Lee Carsley untuk tim U-21.
Keduanya tak akan dipaksakan merangkap jabatan, agar masing-masing dapat mengenyam pertandingan sebanyak mungkin.
Baca Juga: Bima Sakti Terlalu Mentah untuk Piala Dunia U-17 2023, Pekan Depan Dirtek Jerman Akan Menolongnya
Editor | : | Najmul Ula |
Sumber | : | BolaSport.com |