Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Nama Shin Tae-yong disinggung-singgung ketika Malaysia kini darurat pelatih timnas U-23.
Seperti diketahui, Timnas U-23 Malaysia kini tanpa pelatih setelah ditinggal Elangowan Elavarasan.
Ela, sapaan pelatih berumur 61 tahun itu, mundur setelah Harimau Muda nyaris gagal lolos ke Piala Asia U-23 2024 pada 12 September lalu.
Malaysia akhirnya bisa mendapatkan tiket turnamen di Qatar, 15 April-3 Mei 2024, tersebut sebagai tim terakhir dari empat runner-up terbaik.
Sejumlah kalangan, terutama legenda Malaysia, mendesak asosiasi sepak bola Negeri Jiran itu (FAM) untuk segera mengangkat pelatih baru.
Alasannya, kini hanya tersisa waktu sekitar enam bulan untuk memperbaiki Harimau Muda sebelum bertarung April tahun depan.
Media Malaysia, Berita Harian, melaporkan, ada yang mengusulkan Kim Pan-gon untuk mengambil alih kursi pelatih yang ditinggalkan Ela itu.
Dengan begitu, lanjutnya, Malaysia berarti mengikuti cara yang pernah dilakukan Park Hang-seo di Vietnam dan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia saat ini.
Ada juga yang meminta FAM mengambil pelatih asing, bukan dari Malaysia.
Legenda sepak bola Malaysia, Datuk Jamal Nasir Ismail, menuntut FAM memberi ruang dan kesempatan kepada pelatih lokal karena banyak yang memiliki kemampuan.
Dia menentang keras model yang dipakai di Indonesia, yaitu menjadikan Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas senior dan level U-23.
Meski menangani dua tim sekaligus, pelatih asal Korea Selatan tersebut terbukti mampu melakoninya dengan baik secara bersamaan.
Dalam FIFA Matchday 8 September lalu, Timnas Indonesia berhasil menekuk Turkmenistan 2-0.
Setelah itu, di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 pada 9 dan 12 September, Garuda Muda menggilas Taiwan 9-0 dan Turkmenistan 2-0 untuk lolos pertama kali ke putaran final turnamen tersebut.
Akan tetapi, Jamal menilai model penanganan timnas seperti di Indonesia itu tak layak diterapkan di Malaysia.
"Jangan ganggu Pan-gon atau barisan staf pelatihnya karena mereka memiliki proyek sendiri," tegasnya.
Menurut Jamal, FAM boleh saja menunjuk pelatih asing, tapi apakah waktunya cukup untuk enam bulan beradaptasi dengan sepak bola Malaysia dan memahami para pemainnya?
Oleh karena itu, dia menegaskan, "Lebih baik fokus ke pelatih lokal karena mereka juga memiliki kemampuan dan pengalaman, walaupun bukan di level skuad timnas. Kalau tidak, kapan lagi mereka mendapat kesempatan?"
Kuncinya, sambung Jamal, adalah memberikan pelayanan yang sama jika pelatih lokal yang diberi kepercayaan untuk mengasuh skuad U-23.
Sebab, selama ini pelatih lokal masih dipandang sebelah mata dalam pemberian fasilitas.
"Kita harus mendukung mereka dan memberikan apa yang diperlukan untuk skuad U-23. Jangan ada layanan diskriminatif antara pelatih asing dan lokal," tegasnya.
Sejak 1990, Timnas U-23 Malaysia pernah memakai jasa tujuh pelatih asing dan enam lokal.
Harimau Muda sukses justru kala diasuh pelatih lokal bernama Ong Kim Swee.
Dia bahkan dipercaya sampai dua periode pada 2010-2015 dan 2017-2019.
Di eranya, Harimau Muda meraih medali emas SEA Games 2011 dan lolos ke perempat final Piala Asia U-23 2018 sebagai pencapaian terbaik hingga kini.
Sementara itu, FAM masih bungkam tentang siapa pengganti Elavarasan.
Deputi Presiden FAM Datuk S Sivasundaram hanya mengatakan, "Sabar, pengumuman (pengganti Elavarasan) akan disampaikan Sekjen FAM Datuk Noor Azman Rahman dalam waktu dekat," katanya.
Malaysia, Indonesia, dan 14 tim lain kini menunggu undian pembagian grup Piala Asia U-23 2024 yang digelar 16 November mendatang.
Malaysia dan Indonesia berada di pot 4 atau kelompok unggulan terakhir, sehingga tak mungkin masuk ke dalam grup yang sama.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | BolaNas.com |