Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Formasi ini dipakai pada dua laga awal melawan Kirgistan dan Taiwan, dengan Titan Agung sebagai ujung tombak.
Titan Agung tak bisa diandalkan untuk level Asia, terbukti dengan ia selalu diganti pada kick off babak kedua.
Beban menyerang berada di pundak Ramai Rumakiek dan Egy Maulana Vikri di dua sayap, seturut tak ada penyerang jagoan di tengah.
Dengan masuknya Sananta, Ramai dan Egy akan sangat terbantu, mengingat striker buas itu bisa atribut heading maupun link up play mumpuni.
Formasi 3-5-2
Formasi ini dipakai pada laga terakhir melawan Korea Utara, seturut melempemnya Titan dan kebutuhan menambah bek tengah.
Melawan tim lebih kuat di babak 16 besar, agaknya formasi tiga bek tengah ini lebih mungkin diterapkan lagi.
Ramai Rumakiek dan Egy Maulana Vikri diduetkan sebagai penyerang jadi-jadian, tetapi tak dapat bekerja maksimal di hadapan bek Korea Utara.
Dengan masuknya Sananta, Indra Sjafri bisa menggusur pemain terburuk di antara dua nama di atas.
Melihat performa sepanjang fase grup, kemungkinan besar Sananta akan berduet dengan Ramai yang sudah mencetak satu gol.
Adapun di bangku cadangan, Hugo Samir akan menanti kesempatan pada babak kedua, seperti saat membobol Kirgistan yang keasyikan menyerang.
Di atas kertas, Garuda Muda memiliki skuad lebih baik, tetapi Uzbekistan yang jauh lebih baik bisa membuat Garuda Muda pulang cepat.
Baca Juga: Amuk Dobel Thomas Doll, Dua Penyakit Lama Sepak Bola Indonesia Ada di Laga Persija Vs Bali United
Editor | : | Najmul Ula |