Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penyerang dengan koleksi 16 gol di Liga 1 dua musim terakhir itu segera menunjukkan dirinya kapabel memimpin lini serang Garuda.
Fans Merah Putih dapat menyaksikan ia merupakan upgrade ketimbang Titan Agung, yang selalu diganti pada turun minum dalam dua laga pertama.
Sananta sempat menemukan ruang di belakang garis, dengan mengejar umpan Ramai, yang akhirnya berujung sepak pojok.
Beberapa menit berselang, ia kembali mendapatkan bola di tepi kotak penalti, lalu melepas cutback yang dibuang bek Uzbekistan sebelum mencapai Ramai.
Ia juga sempat mendapat kartu kuning saat adu argumen dengan pemain lawan, memang bukan kontribusi positif, tetapi menunjukkan ia bisa menjadi lawan setara bagi musuh.
Pada awal babak kedua, Sananta juga menunjukkan ia nyaman menerima bola saat memunggungi gawang, dengan mengontrol dan berbalik badan sembari mempertahankan bola.
Dalam momen-momen kecil Sananta bertindak benar saat menyentuh bola, rekannya tak mampu mengimbangi levelnya.
Dua pemain yang menyejajari Sananta, Egy dan Ramai, bisa dikatakan bermain buruk dan tak berkontribusi dalam penyerangan.
Baca Juga: Jumpa Fulham di Carabao Cup, Prospek Raul Jimenez-Adama Traore Dibuat Frustrasi oleh Elkan Baggott
Egy, biarpun sudah berusia 23 tahun dan membawa pengalaman Eropa, berkali-kali kehilangan bola dan tak bisa melindunginya saat mendribel.
Editor | : | Najmul Ula |