Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas Indonesia terancam kekurangan bek kiri, Pratama Arhan dan Edo Febriansyah tak lagi bermain sebagai bek kiri di klub masing-masing.
Pratama Arhan dan Edo Febriansyah berstatus dua bek kiri "lokal" terbaik Indonesia, tetapi sayangnya mereka tak bermain di posisi itu bersama klub.
Kekurangan Arhan dalam aspek defensif sangat terekspose di Liga Jepang, dan Edo bahkan sejak musim lalu didorong menjadi winger oleh Rans dan kini Persib.
Jika tren itu berlanjut, timnas Indonesia terancam ketergantungan kepada Shayne Pattynama sebagai satu-satunya bek kiri murni.
Shayne Pattynama saat ini bersaing di jalur juara Liga Norwegia bersama Viking FK, dan telah mencicipi debut timnas Indonesia saat melawan Argentina.
Kembali ke Arhan, bek kiri jebolan PSIS tersebut tak mendapat menit main reguler sejak hijrah ke Tokyo Verdy.
Dalam dua kesempatan bermain di J2 League, Arhan dimainkan di luar posisi aslinya, lantaran pelatih khawatir ia tak dibekali atribut defensif mencukupi.
Satu-satunya laga J2 League musim lalu, ia dipasang sebagai winger kanan, dan pada satu-satunya laga musim ini, ia ditaruh di winger kiri.
Saat bermain sebagai bek kiri di SEA Games 2023 silam, Arhan mendapat kartu merah saat mendapat lawan sepadan Vietnam akibat berbagai pelanggaran sembrono.
Di timnas Indonesia pula, Arhan diuntungkan dengan Shin Tae-yong yang memainkan tiga bek tengah.
Skema tiga bek mengizinkan dua wingback untuk berfokus menyerang, lantaran area bertahan sudah dijaga bek tengah samping (LCB/RCB).
Apabila Arhan menjalani sisa karier di posisi winger, boleh jadi Shin Tae-yong tak bisa lagi menganggapnya sebagai bek kiri di timnas.
Berlanjut ke Edo, pemain berusia 26 tahun itu perlahan meninggalkan pos bek kiri sejak musim lalu bersama Rans Nusantara FC.
Dalam 25 pertandingan bersama Rans, Edo mengumpulkan lima gol dan lima assist, angka lumayan yang diperoleh berkat posisinya yang didorong maju.
Musim ini bergabung Persib, Edo pada mulanya bermain di posisi asli, yaitu wingback kiri dalam skema tiga bek ala Luis Milla.
Namun setelah Bojan Hodak mengambil alih dan mengubah skema menjadi empat bek, ia segera memutuskan Daisuke Sato adalah bek kiri paling kompeten di tim.
Edo yang memiliki kualitas ofensif pun didorong ke depan sebagai winger kiri.
Baca Juga: Statistik Menyedihkan Striker Langganan Timnas Senior, Saatnya Ramadhan Sananta Naik Kelas
Teranyar, ia mencetak satu gol dan satu assist dalam pesta gol Persib ke gawang Persita (1/10/2023).
Dari dua situasi di atas, dapat disimpulkan Indonesia tak sanggup memproduksi bek kiri dengan kapasitas defensif mumpuni untuk level internasional.
Opsi lain dari Liga 1 meliputi Yance Sayuri yang juga lebih dulu dikenal sebagai winger, dan di Asian Games 2022 lalu juga menunjukkan winger Dony Tri Pamungkas bermain di posisi itu.
Shin Tae-yong jadi bergantung pada Shayne Pattynama, dan jangan-jangan bek kiri (defensif) blasteran lainnya di masa mendatang.
Baca Juga: Satu-satunya Pemain Malaysia di Liga 1 Dipanggil Kompatriot Shin Tae-yong
Editor | : | Najmul Ula |