Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Hasil laga PSM Makassar kontra Sabah FC dianggap sebagai anomali, Liga 1 Indonesia dan Liga Super Malaysia seharusnya seimbang.
Jangan salah menyimpulkan hasil pertandingan PSM Makassar kontra Sabah FC di Piala AFC 2023, demikian seruan Eduardo Almeida.
PSM baru saja terbantai oleh Sabah dengan skor 0-5 pada partai Grup H Piala AFC 2023, Kamis (5/10/2023).
Di antara lima gol Sabah FC, tiga di antaranya berasal dari assist Saddil Ramdani, belum menghitung aksi yang membuat kiper PSM dikartu merah.
Hasil tersebut terbilang mengejutkan, lantaran status PSM sebagai juara bertahan Liga 1 dan Sabah yang cuma klub papan tengah Liga Super Malaysia.
Juku Eja memang sedang dilanda krisis keuangan yang membuat stabilitas tim terganggu, tetapi skornya terlalu tidak bermartabat.
Bernardo Tavares berlaga dengan kapten Wiljan Pluim terus menghilang, tak muncul dalam skuad selama beberapa waktu terakhir.
Sejumlah pemain kunci seperti Yakob Sayuri dan Yance Sayuri juga menghilang, juga kesulitan di lini depan sejak ditinggal Ramadhan Sananta.
PSM juga sedang terjerembab di papan bawah Liga 1 musim ini, dengan menghuni peringkat 14 setelah cuma meraih 14 poin dari 14 pertandingan.
Baca Juga: Saddil Ramdani Putra Sulawesi Merantau ke Malaysia, Pulang untuk Hancurkan Klub Kampung Halaman
Perihal hasil mengejutkan PSM dilumat Sabah, Eduardo Almeida urun pendapat.
Eduardo Almeida yang pernah melatih di kedua negara menjadi sosok yang tepat untuk menilai perbandingan negara serumpun ini.
"Kedua liga (Indonesia dan Malaysia) adalah kompetitif," ujar Almeida dikutip dari Makanbola.com.
"Mungkin hasil (Piala AFC) tidak seperti yang diprediksi, tetapi kedua liga mempunyai level yang sama di antara klub Malaysia dan Indonesia."
Almeida pernah menangani Terengganu FC dan Melaka United di Malaysia, lalu melatih Arema FC dan kini Rans Nusantara FC di Indonesia.
Pendapat pelatih asal Portugal itu dikuatkan dengan pertemuan klub Indonesia melawan klub Malaysia lainnya di Piala AFC musim ini.
Sehari sebelum pembantaian di Stadion Wayan Dipta, arena yang sama menyuguhkan laga seimban antara Bali United kontra Terengganu FC.
Bali United hanya memperoleh hasil imbang 1-1 meskipun berlaga di kandang sendiri melawan Terengganu FC.
Baca Juga: Borneo FC Akhirnya Setia dengan Satu Pelatih, Pieter Huistra Nyaman Bawa Pesut Etam ke Pucuk Liga 1
Meski begitu harus diakui Liga Malaysia dinilai lebih baik oleh AFC berkat pencapaian lebih baik di level Asia.
Malaysia memiliki Johor Darul Takzim yang rutin berkompetisi di Liga Champions Asia, klub yang juga pernah menjuarai Piala AFC.
Sementara itu, prestasi terbaik klub Indonesia di era Liga 1 hanyalah PSM yang menembus final zona Asean pada musim lalu.
Eduardo Almeida boleh mengatakan Indonesia dan Malaysia, tetapi barangkali negara tetangga saat ini berada satu langkah lebih tinggi.
Editor | : | Najmul Ula |