Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Raffi Ahmad melihat Rans Nusantara FC sukses besar pada musim ini, Persija Jakarta dan PSM Makassar terjun bebas.
Liga 1 2023/24 memasuki paruh musim, periode yang tepat untuk refleksi kinerja bagi seluruh tim menuju putaran kedua.
Menyentuh pekan ke-17, Borneo FC menjadi juara paruh musim dengan 35 poin, unggul bersih empat poin atas Persib dan Madura United.
Liga 1 musim ini yang menerapkan final four membuat penghuni peringkat keempat menjadi lebih disorot daripada musim sebelumnya.
Saat ini, peringkat keempat diisi klub milik Raffi Ahmad, Rans Nusantara FC.
Capaian ini terbilang mengejutkan bagi Rans Nusantara FC, yang musim lalu mengalami perjalanan pahit pada tahun pertama di kasta tertinggi.
Musim lalu, Rans menjadi klub sultan yang mendatangkan banyak pemain lokal top dengan harga mahal.
Nyatanya, performa tim justru tak terjaga dan diperparah keputusan PSSI meniadakan degradasi yang membuat pemain demotivasi.
Rans mengakhiri Liga 1 2022/23 dengan hanya 19 poin, menjadi juru kunci dengan jarak 19 poin dari (yang seharusnya) zona aman!
Baca Juga: Mutlak Jatahnya Elkan Baggott, Ipswich Town Akan Hadapi Fulham di Carabao Cup
Memasuki Liga 1 2023/24, manajemen Rans melakukan pendekatan berbeda, dengan menunjuk Eduardo Almeida dan tak lagi jor-joran.
Hasilnya justru moncer, Eduardo Almeida membangun tim dengan pemain asing "antah-berantah" yang sanggup mendongkrak tim.
Dari juru kunci menjadi peringkat empat, lompatan sebanyak 14 peringkat, menjadi catatan terbaik di antara klub Liga 1 musim ini.
Jika Rans sedang sensasional, hal sebaliknya dialami Bhayangkara FC dan Persija Jakarta.
Bhayangkara FC mengakhiri musim lalu di peringkat tujuh, tetapi kini mendekam sebagai juru kunci.
Persija Jakarta menutup musim lalu sebagai runner-up, sayangnya kini merosot hingga peringkat ke-13.
Penurunan sebanyak 11 peringkat oleh Bhayangkara FC dan Persija membuat mereka menjadi tim paling flop, jika tak menghitung PSM Makassar.
Dalam kasus Bhayangkara FC, terdapat kebijakan mempercayai pemain muda yang membuat tim tak bisa bersaing.
Baca Juga: Pemain Abroad Timnas Indonesia Berguguran karena Cedera, PSSI Sudah Siapkan Pengganti
Demikian pula, manajemen mempercayai Emral Abus yang sebelumnya hanya dipakai klub Liga 1 kala membutuhkan pelatih berlisensi AFC di kompetisi Asia.
Adapun dalam kasus Persija, The Jakmania mafhum penyebab kemerosotan tim bukan karena Thomas Doll kehilangan sentuhan.
Adalah kesalahan manajemen Persija yang tak mendatangkan pemain asing keenam, dan hanya mampu merekrut si tua Marko Simic sebagai satu-satunya striker impor.
Terakhir, PSM Makassar mengalami penurunan paling tajam, yaitu dari juara Liga 1 2023/24 menjadi peringkat 12.
Pasukan Bernardo Tavares turun 12 anak tangga, lebih parah dari Bhayangkara FC dan Persija.
Berbagai penyebab anjloknya performa PSM antara lain, 1) krisis keuangan, 2) jadwal padat akibat partisipasi di Piala AFC.
Baca Juga: Ferarri Jadi Penyerang Dadakan, Thomas Doll Ultimatum Bos Persija buat Datangkan Striker Tulen?
Editor | : | Najmul Ula |