Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Apa yang dilakukan FAM di atas adalah gambaran lazim di seluruh dunia, yaitu jeda internasional dimanfaatkan untuk mengumpulkan timnas semua kelompok umur.
Hal tersebut dilakukan agar semua pemain "available" karena tak ada agenda kompetisi, dan juga klub wajib melepas pemain.
Namun langkah itu tak bisa dilakukan di Indonesia akibat kebijakan rangkap jabatan yang dilakukan PSSI.
PSSI menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih dua timnas sekaligus, yaitu timnas senior dan U-23.
Akibatnya, Shin Tae-yong tak bisa memimpin timnas U-23 saat dihadapkan dengan ajang senior yang lebih penting.
Pada jeda internasional November ini, pelatih Korea Selatan akan membawa timnas senior menantang Irak dan Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Timnas U-23 pun menjadi terbengkalai karena tak ada pelatih yang memolesnya.
Mengingat timnas senior memiliki agenda penuh pada Desember-Januari dan jeda internasional Maret, tak diketahui bagaimana nasib timnas U-23.
Baca Juga: Tak Ada Duri dalam Daging, Pelatih Ipswich Ungkap Elkan Baggott Paham Mengapa Dirinya Nol Menit Main
Seperti yang sudah-sudah, TC timnas U-23 kemungkinan dilakukan bentrok dengan jadwal Liga 1.
Jika sudah begitu, klub-klub Liga 1 bakal keberatan melepas dan PSSI biasanya berteriak lantang menyebut klub sebagai pembangkang.
Padahal, situasi itu bisa dicegah dengan PSSI menunjuk pelatih tersendiri untuk timnas U-23, agar pemusatan latihan bisa dilakukan sesuai kalender internasional.
Baca Juga: Rafael Struick Kesepian, Ada 7 Bek Naturalisasi Tapi Cuma Punya Satu Penyerang Blasteran
Editor | : | Najmul Ula |
Sumber | : | fam.com.my |