Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Merujuk ranking FIFA, negara yang pernah dipimpin diktator Muammar Gaddafi itu tak sebanding dengan calon lawan di Piala Asia.
Ksatria Mediterannia saat ini duduk di peringkat 120, hanya berjarak 26 peringkat dari Indonesia.
Adapun para rival di Piala Asia yaitu 94 (Vietnam), 63 (Irak), dan 17 (Jepang).
Libya juga tak memiliki pemain tenar yang merumput di Eropa, dengan mayoritas pemain berkarier di liga lokal.
Namun dalam pertandingan teranyar di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Afrika, Libya dapat menahan imbang Kamerun yang diperkuat bintang Eropa pada 21 November lalu.
Tim asuhan Milutin Sredojevic memaksakan skor 1-1 melawn Kamerun dengan para pemain tenarnya seperti Bryan Mbeumo, Andre-Frank Zambo Anguissa, hingga Clinton N'Jie.
Suporter lawas Tanah Air akan mengingat Libya sebagai negara yang "memberi" trofi terakhir timnas senior Indonesia, yakni Piala Kemerdekaan 2008.
Saat itu, tim Garuda asuhan Benny Dolly bertemu Libya pada laga final, dengan babak pertama berakhir 0-1 untuk tim tamu.
Baca Juga: Elkan Baggott Jumpa Penyerang Irak di Piala FA, Seminggu Kemudian Duel Lagi di Piala Asia 2023
Meski begitu Libya memilih walkout pada babak kedua dengan isu pemukulan oleh ofisial Indonesia di lorong menuju ruang ganti pada jeda babak.
Libya memilih mundur, Indonesia pun dianugerahi kemenangan dan Charis Yulianto mengangkat trofi Piala Kemerdekaan.
15 tahun berlalu dengan skuad minim pemain top, Libya diragukan bisa memberi pelajaran bagi Indonesia guna menghadapi tim-tim kuat Asia.
Baca Juga: Klasemen Liga 2 - Persipura Dipastikan Gagal Promosi ke Liga 1 Musim Depan
Editor | : | Najmul Ula |