Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Masyarakat di sini sangat sederhana, mereka orang yang humble dan terlihat sangat bahagia menjalani kehidupan sehari-hari."
"Lalu soal lifestyle tidak jauh berbeda, (saya) jarang mengalami stres, dan cuacanya juga selalu bagus," jelas Kiko.
Oleh karena itu, bek berusia 23 tahun itu juga bisa cepat beradaptasi dengan pemain lokal.
Kiko banyak mendapatkan bantuan dari para pemain lokal, terutama Dallen Doke dalam beradaptasi dengan skuad The Phoenix.
Pemain berpostur 182 cm itu mulai menganggap Yogyakarta sebagai rumahnya sendiri.
"Para pemain lokal membantu saya pada saat awal-awal saya di sini, tetapi sekarang saya merasa Yogyakarta sudah menjadi rumah saya."
Baca Juga: Ikuti Suara Thomas Doll, Borneo FC Tolak Lepas Pemain ke Timnas U-23 Indonesia
"Dallen dan semua pemain lokal membantu saya adaptasi," tutur Kiko.
Kendati adaptasi berjalan mudah, Kiko merasa ada banyak perbedaan budaya di Yogyakarta dengan kampung halamannya di Porto.
"Perbedaan budaya sangat besar, seperti agama. Di kota saya dan di Portugal, tidak ada budaya jajanan kaki lima seperti di Indonesia dan ini menjadi perbedaan yang besar," pungkasnya.
Editor | : | Nungki Nugroho |