Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penggemar futsal menyebarkan video adegan memalukan itu melalui berbagai media sosial, seperti akun Talao di platform X.com.
"Kiper Prancis berusaha benar-benar keras untuk menyelamatkan gawang dari tembakan itu," sindirnya, sebagaimana dikutip AS.com.
Setelah tertinggal 0-1, Prancis tak mampu bangkit, hanya melepaskan 6 tembakan sepanjang 40 menit.
Prancis baru berusaha mencetak 1 gol ketika Iran sudah unggul 4-0.
Iran akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 4-1.
Pelatih Thailand Miguel Rodrigo melampiaskan kemarahannya secara online dengan mengatakan kedua tim telah “tidak menghormati olahraga” dan merupakan “aib di seluruh dunia”.
"Kepada perwakilan federasi Iran dan Prancis, mereka yang duduk di tribun, semua pelatih dan pemain kedua tim di lapangan, Anda tidak menghormati olahraga ini," tegas Rodrigo.
"Lawan kami bisa saja Iran atau Prancis karena kedua tim terlihat tak mau bermain di babak pertama. Kedua tim bermain untuk kalah, tidak ada yang mau menembak ke gawang. Apa yang terlihat ini sungguh memalukan.”
Tak berhenti sampai di situ, dia juga menyebut tim Iran sengaja kalah dari Argentina di Piala Dunia Futsal 2021, agar bisa mendapat hasil imbang yang lebih mudah.
Rodrigo menegaskan, "Kedua tim itu tidak boleh menginjak lapangan futsal lagi. Keduanya mewakili segala sesuatu yang bertentangan dengan semangat keadilan dan nilai-nilai seorang atlet elite. Saya merasa jijik dan kehilangan rasa hormat kepada Anda sebagai kolega dan pemain."
Pelatih Libya Ricardo Iniguez juga mengecam keras permainan Prancis dan Iran itu dengan menudingnya tak sportif.
Rodrigo kini siap menerima kenyataan bertemu Prancis di babak 16 besar pada 27 September mendatang.
"Apa pun yang terjadi pada 27 September, saya menerima bahwa mungkin tim Thailand adalah tim terlemah, karena apa yang terjadi hari ini di Bukhara," tandasnya.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Dailymail.co.uk,AS.com |