Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Skandal Piala Dunia Futsal 2024, Prancis "Sengaja Kalah" demi Ketemu Thailand

Taufik Batubara - Selasa, 24 September 2024 | 11:17 WIB
Penampilan para pemain futsal Prancis dan Iran di Piala Dunia Futsal 2024 memicu kekecewaan dan kemarahan publik karena diduga match fixing.
AS.COM
Penampilan para pemain futsal Prancis dan Iran di Piala Dunia Futsal 2024 memicu kekecewaan dan kemarahan publik karena diduga match fixing.

BOLANAS.COM - Piala Dunia Futsal 2024 dinodai oleh penampilan Prancis yang diduga kuat sengaja memilih kalah saat melawan Iran.

Pertandingan terakhir penyisihan grup, terutama antara Prancis dan Iran di Bukhara, Uzbekistan, Minggu (20/9/2024), menjadi viral.

Prancis dan Iran berhadapan untuk menentukan juara dan runner-up Grup F yang lolos ke babak 16 besar.

Kedua tim itu sudah tahu akan bertemu siapa di fase tersebut berdasarkan bracket hasil undian sebelumnya.

Juara grup akan bentrok dengan Maroko, jawara Piala Futsal Afrika yang sangat diperhitungkan sebagai salah satu tim terkuat di dunia.

Baca Juga: Indonesia Hanya Jadi Penonton, Tiga Negara ASEAN Saling Sikut Sesuai Hasil Drawing Piala Asia Futsal 2024

Jalur berikutnya lebih berat karena akan bertemu Brasil jika lolos ke perempat final.

Brasil merupakan pemegang 5 gelar Piala Dunia Futsal, yang diyakini tak kesulitan melaju sampai final.

Sedangkan jika menjadi runner-up Grup F, maka akan bersua Thailand, yang dianggap sebagai tim lemah.

Dengan bertemu Thailand, jalur berikutnya juga dirasa lebih enteng, karena akan menghadapi Paraguay atau Afghanistan jika lolos ke perempat final.

Timnas Futsal Thailand adalah satu-satunya tim Asia Tenggara yang tampil di Piala Dunia Futsal 2024 ini.

Posisi akhirnya di Grup B adalah runner-up dengan 6 poin di bawah Brasil, yang tampil sempurna sebagai juara grup dengan 9 poin.

Dalam laga terakhirnya di grup itu, 20 September, Thailand dihajar Brasil 9-1.

Pengaturan Skor

Permainan curang dalam laga Prancis versus Iran sangat kasat mata.

Babak pertama berakhir 0-0, pertanda pertama tidak ada yang terlalu tertarik untuk menang.

Dalam 20 menit pertama babak tersebut, Prancis melepaskan 2 tembakan dan Iran 6, jauh di bawah angka futsal normal.

Kemudian, empat menit memasuki babak kedua, kiper Prancis Thibaut Garros sebenarnya tampak sangat mampu untuk menghalau tembakan pemain Iran Salar Aghapour dari sudut sempit.

Namun, dia sengaja membiarkan bola masuk ke dalam gawangnya.

Itulah kemudian yang berujung pada tuduhan pengaturan skor (match fixing).

Penggemar futsal menyebarkan video adegan memalukan itu melalui berbagai media sosial, seperti akun Talao di platform X.com.

"Kiper Prancis berusaha benar-benar keras untuk menyelamatkan gawang dari tembakan itu," sindirnya, sebagaimana dikutip AS.com.

Setelah tertinggal 0-1, Prancis tak mampu bangkit, hanya melepaskan 6 tembakan sepanjang 40 menit.

Prancis baru berusaha mencetak 1 gol ketika Iran sudah unggul 4-0.

Iran akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 4-1.

Pelatih Thailand Miguel Rodrigo melampiaskan kemarahannya secara online dengan mengatakan kedua tim telah “tidak menghormati olahraga” dan merupakan “aib di seluruh dunia”.

"Kepada perwakilan federasi Iran dan Prancis, mereka yang duduk di tribun, semua pelatih dan pemain kedua tim di lapangan, Anda tidak menghormati olahraga ini," tegas Rodrigo.

"Lawan kami bisa saja Iran atau Prancis karena kedua tim terlihat tak mau bermain di babak pertama. Kedua tim bermain untuk kalah, tidak ada yang mau menembak ke gawang. Apa yang terlihat ini sungguh memalukan.”

Tak berhenti sampai di situ, dia juga menyebut tim Iran sengaja kalah dari Argentina di Piala Dunia Futsal 2021, agar bisa mendapat hasil imbang yang lebih mudah.

Rodrigo menegaskan, "Kedua tim itu tidak boleh menginjak lapangan futsal lagi. Keduanya mewakili segala sesuatu yang bertentangan dengan semangat keadilan dan nilai-nilai seorang atlet elite. Saya merasa jijik dan kehilangan rasa hormat kepada Anda sebagai kolega dan pemain."

Pelatih Libya Ricardo Iniguez juga mengecam keras permainan Prancis dan Iran itu dengan menudingnya tak sportif.

Rodrigo kini siap menerima kenyataan bertemu Prancis di babak 16 besar pada 27 September mendatang.

"Apa pun yang terjadi pada 27 September, saya menerima bahwa mungkin tim Thailand adalah tim terlemah, karena apa yang terjadi hari ini di Bukhara," tandasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.