Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelajaran dari Bahrain, Indonesia Harus Bisa 'Bunuh Waktu' dan Jangan Sembarangan Bikin Pelanggaran

Najm Ula - Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:38 WIB
Aksi Mees Hilgers, Ragnar Oratmangoen dan Calvin Verdonk  saat laga Bahrain Vs Timnas Indonesia di Stadion Nasional Bahrain, Rifa, Bahrain pada Kamis (10/10/2024).
PSSI
Aksi Mees Hilgers, Ragnar Oratmangoen dan Calvin Verdonk saat laga Bahrain Vs Timnas Indonesia di Stadion Nasional Bahrain, Rifa, Bahrain pada Kamis (10/10/2024).

BOLANAS.COM - Timnas Indonesia bisa memetik pelajaran dari Bahrain terlepas dari kepemimpinan wasit yang kontroversial.

Timnas Indonesia terlebih dahulu harus kritis terhadap diri sendiri sebelum menyalahkan pihak eksternal.

Pesan itu disampaikan Jay Idzes setelah laga Indonesia kontra Bahrain berakhir imbang 2-2.

Pada laga itu, tim Garuda merasa dirampok karena gol terakhir Bahrain terjadi hampir tiga menit setelah tambahan waktu usai.

Idzes yang bermain di Venezia FC menunjukkan kematangannya dan menjelaskan mengapa ia layak menjadi kapten.

"Inilah sepak bola, ini bagian dari sepak bola," tegas Idzes di mixed zone usai pertandingan.

"Jadi, yang saya lihat adalah, kami harus berkaca terlebih dahulu."

"Itu sudah terjadi," terangnya.

Sebelum gol penyama kedudukan Bahrain, memang terdapat beberapa momen Indonesia yang bikin geregetan.

Baca Juga: Steve Bruce Langsung Diganjar Award Usai Latih Blackpool, Tugas Berikutnya Hubungkan Elkan Baggott-Shin Tae-yong

Sebagai contoh, gol pertama Bahrain dari tendangan bebas jarak jauh Mohamed Marhoon berasal dari pelanggaran tak perlu.

Malik Risaldi melakukan pelanggaran karena tak bisa melindungi bola, walaupun pemain lawan sedang mengarah ke area sendiri.

Di level ini, satu peluang bisa menjadi gol, terbukti dengan tendangan bebas spektakuler Marhoon.

Pada menit akhir saat mempertahankan skor 2-1, Witan Sulaeman menjadi pemain yang harus dikoreksi.

Sentuhan pertama Witan setelah masuk adalah sapuan bola yang mengarah ke kotak penalti sendiri.

Bola liar jatuh ke arah Witan, dan sentuhan kedua sang baby shark adalah pelanggaran terhadap lawan di muka kotak.

Belum berhenti di situ, dalam situasi serangan balik 1v2, Witan gagal mengirim umpan pembunuh ke Marselino Ferdinan.

Bola diintersep bek Bahrain dan berbalik lagi menjadi serangan ke gawang Maarten Paes.

Andai Witan mengirim bola sempurna ke Marselino, atau ia berlari ke pojok untuk mengulur waktu, peluit akhir sudah menunggu.

Baca Juga: Sudahi Era Jordi Amat, Ia Tak Bisa Imbangi Idzes-Hilgers, Rizky Ridho Lebih Layak Jadi Starter Timnas Indonesia

Jika dicermati, seluruh momen awkward di atas dilakukan pemain yang merumput di Liga 1. 

Tampaknya masih ada perbedaan kelas antara pemain dalam negeri dan luar negeri, sehingga Shin Tae-yong terpaksa memasang pemain abroad. 

Jadi, semoga saja kemenangan langsung tiba di markas China.

Baca Juga: Rekor ASEAN di Putaran Tiga Kualifikasi Piala Dunia, Indonesia Sudah Lewati Thailand, Tinggal Kangkangi Vietnam

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Najm Ula
Sumber : BolaSport.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.