Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kini, ia resmi dilepas oleh Suwon FC setelah kontraknya berakhir per 31 Desember 2024.
Media Korea, Nate, menguak transfer Arhan yang ternyata tak lebih dari pendulang popularitas bagi Suwon FC di media sosial.
Skill Arhan dianggap di bawah standar pemain yang dibutuhkan di Liga Korea.
"Alasan kegagalan pemasaran di Asia Tenggara adalah karena keterampilan sebagian besar pemain berada di bawah standar," tulis Nate.
"Karena skill mereka yang kurang bagus untuk bermain dalam permainan."
"Tidak ada pengaruh pemasaran yang signifikan kecuali peningkatan jumlah pengikut di media sosial klub saat pertama kali bergabung dengan tim," lanjutnya.
Benar saja, popularitas Suwon di media sosial langsung meningkat saat pertama kali kedatangan Arhan.
Followers di media sosial bertambah dua kali lipat saat Arhan bergabung.
Hal yang sama juga terjadi pada Asnawi Mangkualam yang sempat menjadi andalan di Jeonnam Dragons.
Akan tetapi, karier Asnawi mentok di K-League 2 sebelum akhirnya hijrah ke Liga Thailand.
Ini menjadi pembelajaran berharga bagi pemain Asia Tenggara khususnya Indonesia yang hendak berkarier di Korea.
Bahwa dibutuhkan skill mumpuni supaya tidak hanya menjadi duta popularitas yang tak berdampak pada kekuatan dan finansial klub.
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | nate.com |