Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dulu Kritik Timnas Indonesia, Kini Malaysia Gunakan Pemain Naturalisasi dan Keturunan di Setiap Lini

Nungki Nugroho - Jumat, 21 Mei 2021 | 18:36 WIB
Para pemain timnas Malaysia berselebrasi saat mencetak gol ke gawang Thailand dalam lanjutan pertandingan Grup G kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Kamis (14/11/2019).
FA MALAYSIA
Para pemain timnas Malaysia berselebrasi saat mencetak gol ke gawang Thailand dalam lanjutan pertandingan Grup G kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Kamis (14/11/2019).

"Pesepak bola itu tak harus pemain keturunan, tapi kemampuan dan kekuatan yang lebih utama," kata Safee dikutip Bolanas dari BolaSport, Jumat (23/2/2018).

"Menurut saya, hanya dua-tiga pemain naturalisasi yang terlihat memiliki kualitas lebih baik dibanding pemain lokal, yang lain saya pikir sama saja," ucap mantan penyerang Arema dan Pelita Jaya itu.

Safee lantas menunjukkan bagaimana Indonesia dan Singapura yang dianggap belum berkembang meski menerapkan naturalisasi pemain.

Baca Juga: Kabar Liga 1 - Persija Start Latihan Lebih Dulu, Persib Menyusul Tiga Hari Lagi

"Kita lihat, Indonesia dan Singapura yang memiliki pemain naturalisasi tapi belum bisa berkembang lebih jauh." jelas Safee.

Pemain naturalisasi timnas Malaysia, Liridon Krasniqi.
MELAKAUNITED.MY
Pemain naturalisasi timnas Malaysia, Liridon Krasniqi.

Berbanding terbalik dengan timnas Thailand dan Vietnam yang dipenuhi pemain lokal justru bisa bersaing di Asia.

"Sementara Thailand yang menggunakan pemain lokal justru lebih bagus," pungkasnya.

Perlu diketahui, Malaysia sejauh ini memiliki 24 pemain dengan status naturalisasi ataupun keturunan.

Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.