Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dengan kata lain, Indonesia membiarkan Thailand menguasai bola di area tak berbahaya, dan segara menghalau apabila memasuki area berbahaya.
Sebaliknya, Indonesia yang cuma menguasai permainan hingga 37 persen dapat menciptakan peluang lebih banyak.
Tim Garuda dapat melepaskan total 10 tembakan, dengan dua di antaranya mengarah ke gawang (satu menjadi gol).
Banyaknya peluang tersebut bersumber dari pressing tinggi yang dilakukan para pemain, sehingga membuat Thailand dalam kondisi tak siap.
Sebagai contoh, dua peluang Witan Sulaeman didapat dari pressing pemain AS Trencin itu pada garis terakhir Thailand.
Pada peluang pertama, ia mencuri bola dengan menjulurkan kaki ke bola di depan bek Thailand, lalu bisa melepas cutback.
Sayang Egy Maulana Vikri berada terlalu jauh dari bola, sehingga serangan berbahaya itu tak tercatat di daftar tembakan.
Pada peluang kedua, Witan lagi-lagi mencuri bola di area paling berbahaya, yaitu dari penguasaan kiper Thailand.
Baca Juga: Finishing Pemain Indonesia Menyedihkan, 3 Laga Ada 3 Gagal Gol yang Ditertawakan Dunia Internasional
Editor | : | Nungki Nugroho |