Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertandingan itu memperlihatkan ambisi Shin Tae-yong bermain ofensif pada babak kedua, tetapi timnya tak cukup solid untuk bertahan dan tumpul kala menyerang.
Gejala serupa muncul pada laga terakhir melawan Libya, biarpun cuma berstatus persahabatan yang tak dihitung FIFA.
Indonesia mengakhiri babak pertama dengan skor bermartabat, kalah 0-1.
Namun Shin Tae-yong mencoba bermain ofensif pada babak kedua dengan memasukkan segitiga naturalisasi Justin Hubner, Jordi Amat, dan Ivar Jenner untuk build up serangan.
Hasilnya justru horor, tiga gol bersarang akibat blunder pemain-pemain itu, hingga skor akhir menjadi 0-4.
Dalam dua kasus di atas, Shin Tae-yong selalu memainkan dua bek tengah yang berakibat pertahanan keropos, saat biasanya memasang tiga CB.
Catatan kebobolan 10 gol dalam tiga laga terakhir, dan hanya mencetak dua gol, bukanlah modal yang baik menatap Piala Asia 2023.
"Tidak memberikan arti apa-apa (0-4 dari Libya)," ujar Shin setelah terbantai.
Baca Juga: Libya Dapat Empat Gol Gratis, Justin Hubner Salahkan Perbedaan Taktik Indonesia dan Wolverhampton
"Kami hanya mau mengecek saja kondisi para pemain tanpa melihat skor pertandingan."
Shin Tae-yong mesti bergerak cepat, karena masuknya Januari berarti kontrak dirinya tinggal tersisa enam bulan.
Hasil negatif di tiga laga Piala Asia 2023 akan semakin membuat PSSI malas memperpanjang kontrak.
Baca Juga: Digembosi Indonesia, Kapten Wolverhampton Bicara Sulitnya Ditinggal Rekan ke Piala Asia 2023
Editor | : | Najmul Ula |